Lonjakan Harga Picu “Demam Emas” Selama Pekan Emas di China

Beijing, 12 Oktober 2025 (cvtogel) — Libur panjang Golden Week di China tahun ini diwarnai fenomena unik: “demam emas”. Lonjakan harga logam mulia yang mencetak rekor baru justru memicu antusiasme besar di kalangan masyarakat untuk membeli emas, baik sebagai perhiasan maupun instrumen investasi.

Harga Emas Tembus Rekor, Penjualan Melejit

Sepanjang 2025, harga emas domestik di China melonjak lebih dari 48 persen. Selama periode Golden Week atau Pekan Emas, sejumlah toko perhiasan besar di kota-kota seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou menjual emas murni hingga 1.180 yuan per gram — level tertinggi dalam sejarah.
Menurut data Administrasi Pajak Nasional China, penjualan perhiasan melonjak 41,1 persen dibanding tahun sebelumnya, mencerminkan daya beli kuat masyarakat terhadap komoditas ini meskipun harganya meroket.

Laporan World Gold Council juga mencatat, harga emas global naik sekitar 47 persen sejak awal tahun hingga 7 Oktober 2025. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya minat investor terhadap aset aman (safe haven).

Perilaku Konsumen Berubah: Dari Perhiasan ke Investasi

Fenomena “demam emas” kali ini tidak hanya didorong oleh tren fesyen atau budaya memberi hadiah, melainkan juga oleh dorongan investasi. Banyak warga memilih membeli emas batangan atau koin emas dalam jumlah kecil sebagai bentuk tabungan jangka panjang.
Produk emas berukuran mini — mulai dari 0,01 gram — kini menjadi primadona. Barang-barang unik seperti stiker emas, liontin kecil, hingga pelindung ponsel berlapis emas laris manis di pasaran, terutama sebagai suvenir selama liburan.

Sementara itu, pasar d aur ulang emas juga menunjukkan aktivitas tinggi. Banyak konsumen menukar perhiasan lama mereka dengan desain baru atau menjualnya kembali untuk memanfaatkan harga tinggi. Beberapa toko bahkan menyesuaikan harga produk dua kali sehari mengikuti fluktuasi pasar global.

Faktor-Faktor Pemicu Lonjakan Harga

Kenaikan harga emas yang ekstrem selama Pekan Emas didorong oleh kombinasi berbagai faktor:

  1. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, yang membuat investor mencari tempat berlindung aman.

  2. Pelemahan nilai yuan serta kekhawatiran terhadap inflasi domestik.

  3. Kebijakan pembelian emas oleh Bank Sentral China, yang terus menambah cadangan emas nasional.

  4. Ekspektasi harga akan terus naik, mendorong perilaku beli spekulatif.

  5. Tradisi musiman Pekan Emas, di mana emas selalu menjadi simbol kemakmuran dan hadiah populer.

  6. Premium harga lokal terhadap pasar global, sebagaimana dilaporkan Reuters, karena tingginya permintaan domestik dan pembatasan impor emas.

Risiko Pasar: Dari Overheat hingga Koreksi

Meski membawa keuntungan bagi industri perhiasan, analis memperingatkan risiko pasar yang mulai “memanas”. Harga emas yang terus naik berpotensi menciptakan gelembung spekulatif dan mempersempit daya beli masyarakat menengah.
“Jika tren ini berlanjut tanpa koreksi wajar, kita bisa melihat fase overheating pasar emas domestik,” ujar analis logam mulia dari Bloomberg Technoz.

Kenaikan yang terlalu cepat juga dapat mendorong investor mencari alternatif seperti saham, obligasi, atau properti. Namun, selama ketidakpastian global masih tinggi, emas diperkirakan tetap menjadi aset favorit dalam jangka menengah.

Simbol Optimisme dan Kekhawatiran

Bagi banyak warga China, membeli emas selama Pekan Emas bukan sekadar transaksi ekonomi, melainkan juga simbol keyakinan dan perlindungan nilai di tengah dunia yang bergejolak.
Namun, di sisi lain, para ekonom mengingatkan agar masyarakat berhati-hati menghadapi volatilitas harga yang tinggi, karena harga emas sangat bergantung pada faktor eksternal seperti kebijakan moneter AS dan kondisi geopolitik global.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *