Ketua Baznas: Green Zakat Framework Jadikan Zakat Semakin Inklusif

Jakarta, 13 Oktober 2025 (cvtogel)— Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menegaskan komitmennya menjadikan zakat sebagai instrumen sosial yang tidak hanya bersifat redistributif, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif. Melalui peluncuran Green Zakat Framework. Baznas berharap tata kelola zakat di Indonesia dapat memberi dampak yang lebih luas terhadap masyarakat dan lingkungan.

Ketua Baznas RI, Prof. KH. Noor Achmad, menyampaikan bahwa Green Zakat Framework merupakan tonggak penting dalam transformasi zakat nasional.

“Zakat tidak lagi hanya berbicara tentang penyaluran bantuan kepada mustahik, tetapi juga tentang bagaimana zakat dapat menjadi pendorong pembangunan berkelanjutan. Melalui Green Zakat Framework, zakat menjadi lebih inklusif, menjangkau seluruh aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujarnya di Jakarta.

Framework ini lahir dari kolaborasi antara Baznas RI, Bank Syariah Indonesia (BSI). Program Pembangunan PBB (UNDP), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dokumen panduan tersebut mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam pengumpulan, pengelolaan, dan pendistribusian zakat agar manfaatnya dapat dirasakan secara jangka panjang.


Zakat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Green Zakat Framework memperluas cakupan program zakat ke sektor-sektor berbasis lingkungan seperti pertanian organik, energi terbarukan, konservasi alam, dan pemberdayaan masyarakat desa.
>Program ini diharapkan tidak hanya membantu penerima zakat (mustahik) dari sisi ekonomi, tetapi juga mendorong partisipasi mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Dengan pendekatan hijau, zakat menjadi lebih produktif dan berdaya guna. Penerima manfaat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam menjaga keberlanjutan alam,” jelas Noor Achmad.


Sinergi Multi-Pihak dan Akuntabilitas

Baznas menekankan pentingnya kerja sama lintas lembaga agar pengelolaan zakat menjadi lebih transparan, efisien, dan terukur. Melalui dukungan BSI dan UNDP, program Green Zakat akan dilengkapi dengan sistem pengukuran dampak (impact measurement system) untuk memastikan setiap rupiah zakat benar-benar memberi manfaat sosial dan ekologis.

“Kolaborasi dengan lembaga internasional seperti UNDP dan perguruan tinggi seperti IPB membuktikan bahwa zakat bisa menjadi instrumen global dalam mendukung target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” tambahnya.


Menuju Ekosistem Zakat Inklusif

Konsep zakat hijau ini juga membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat, lembaga filantropi, serta dunia usaha. Dengan begitu, zakat tidak lagi dipandang sebatas ibadah finansial, tetapi sebagai sarana membangun ekosistem sosial-ekonomi yang inklusif dan resilien terhadap perubahan iklim.

Baznas berharap Green Zakat Framework dapat menjadi model baru pengelolaan zakat yang bisa direplikasi oleh lembaga zakat di berbagai daerah, bahkan di tingkat global.

“Zakat harus menjadi motor pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Inklusif berarti zakat hadir untuk semua, menyejahterakan manusia sekaligus menjaga bumi,” pungkas Ketua Baznas.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *